The Two Popes (2019): Iman Progresif: Ketika Agama Bertemu Marxisme
Salah satu scene pertemuan dari film The Two Popes (2019). |
Perselisihan
pemikiran dan perbedaan posisi bukan berarti halangan untuk bertemu; bertukar
pendapat, bermain musik bersama, nonton sepak bola bareng, maupun berbagi
sebotol wine. Pada pertemuan, tatapan wajah mencairkan suasana dan
menghilangkan anarsir praduga dan kebencian.
Itulah
yang dilakukan oleh dua pemuka Katolik, Paus Benediktus XVI (diperankan oleh
Anthony Hopkins) dan Kardinal Jorge Mario Bergoglio yang kemudian menjadi Paus
Fransiskus (diperankan oleh Jonathan Pryce) dalam film The Two Popes (2019).
Keduanya
memang berbeda pemikiran; yang satu konservatif dan yang satunya lagi
progresif. Tetapi disatukan oleh semangat melayani umat Katolik. Kardinal Jorge
Mario Bergoglio merupakan Uskup Agung Buenos Aires, Argentina, yang kemudian
menjadi Paus Fransiskus menggantikan Paus Benediktus XVI karena mengundurkan
diri. Ia dikenal memiliki concern
terhadap kesenjangan sosial antara yang miskin dan kaya.
Hal
ini tidak terlepas dari persentuhannya dengan pemikiran Kiri. Di Amerika Latin,
pemikiran Kiri berkembang. Agama dan
marxisme bertemu sehingga melahirkan teologi pembebasan. Dalam konteks ini,
iman progresif hadir sebagai penggerak perubahan sosial. Agama dan marxisme
tidak semestinya dipertentangkan. Kedua menjadi semangat zaman untuk perubahan
emansipatoris.
Kita
bisa menjumpainya dalam sejarah pergerakan Indonesia, ketika Islam berdampingan
dengan marxisme dalam ‘Serikat Islam Merah’.
Dalam
film The Two Popes, kita bisa melihat
bagaimana konteks sosial-politik membentuk pemikiran dan keberpihakan Paus
Fransiskus. Pada waktu itu, Argentina sedang di bawah kediktatoran militer dan
keuskupan Argentina berpihak pada orang-orang yang tertindas oleh rezim. Para
pelayan umat katolik Argentina menjadi pelindung dari orang-orang yang ditindas
oleh rezim diktator Argentina.
Konteks
lain adalah perjumpaan dengan buku-buku Kiri.
Dari
sejarah, iman progresif bisa terbentuk lewat pertemuan antara agama dan
marxisme.
Comments
Post a Comment