Begini Kekuasaan Bekerja
Kover novel Ibu Susu karya Rio Johan |
Firaun
Theb memanggil juru tulis istana untuk menulis sebuah kisah. Tentang dirinya,
anaknya dan singgasananya. Laiknya penguasa pada umumnya, Firaun Theb membuat
ketentuan-ketentuan khusus dan ketat tentang penulisan kisahnya; “apa-apa saja
yang patut dan tak patut dicantumkan, apa-apa saja yang perlu dan tak perlu
dimulaikan, dan apa-apa saja yang dirasa harus dan tak harus dirubah (hlm.
178).”
Kisah
itu terbit dengan judul: “Mimpi-Mimpi Susu Sang Firaun yang Garib Lagi Ganjil
tapi Mampu Menyelamatkan Kelangsungan Hidup Calon Firaun Masa Depan.”
Padahal
kisah sebenarnya tidak demikian. Ada banyak rakyat biasa yang dikorbankan. Ada penindasan.
Ada ketimpangan. Ada peran seorang rakyat jelata, bukan Firaun Theb, yang ‘Mampu
Menyelamatkan Kelangsungan Hidup Calon Firaun Masa Depan.’ Ada yang
disembunyikan dalam kisah. Dalam banyak hal, kisah (baca: sejarah) dunia adalah
cerita tentang yang ditampilkan dan yang disembunyikan; tentang orang-orang
besar, kekuasaan dan kemenangan.
Kekuasaan
bekerja dengan menciptakan kisahnya sendiri dan mengontrol kisah-kisah lain. Dengan
cara ini, kekuasaan bertahan dan singgasana aman. Namun, pada suatu waktu,
kisah itu menemukan tandingannya. Yang disembunyikan pada akhirnya akan
tersingkap.
Semua
kisah itu terekam dalam novel berjudul Ibu Susu karya Rio Johan terbitan
Kepustakaan Populer Gramedia.
Alkisah,
Pangeran Seth namanya. Beberapa hari setelah lahir ke dunia, ia jatuh sakit.
Sakit menahun. Badannya menghitam. Sekujur tubuhnya kaku, tak bisa digerakkan.
Ia hanya bisa bernafas. Tersenggal-senggal. Ayahnya, Firaun Theb telah
mengerahkan tabib-tabib terbaik istana. Bahkan juga mengundang tabib-tabib dari
wilayah seberang.
Imbalan-imbalan
khusus dipersiapkan, lengkap dengan hukuman-hukuman bagi yang gagal. Tapi
hasilnya nihil. Seisi istana geger. Desas-desus tentang penyakit aneh Pangeran
Seth menyebar ke penjuru negeri.
Tidak
hanya mencari tabib-tabib, Firaun Theb juga mengumpulkan ibu-ibu susu untuk
menjadi ibu susuan Pangeran Seth. Tindakan ini dilatarbelakangi oleh air susu
Meth, permaisuri Firaun Theb sekaligus ibu dari Pangeran Seth, yang tiba-tiba
tidak keluar dan mimpi-mimpi susu Firaun Theb.
Melalui
mimpi-mimpi susu, Firaun Theb menerka-nerka dan menemukan jawaban atas penyakit
Pangeran Seth; bahwa air susu dari seorang ibu yang akan menyembuhkan. Perangkat-perangkat
istana dikerahkan untuk mencari ibu-ibu susu. Lagi-lagi hasilnya nihil. Sampai suatu
waktu, di daerah yang cukup jauh dengan istana dan di gubuk kecil yang sangat
jauh dari kata layak untuk dihuni, ada seorang perempuan kumuh dengan borok di
sekujur tubuh kecuali pada bagian payudaranya yang sangat bersih. Perempuan
Iksa sebutannya.
Singkatnya,
Perempuan Iksa inilah yang menyembuhkan penyakit Pangeran Seth lewat air susu yang
mengucur dari payudaranya. Tentu tidak sesederhana ini ceritanya. Ada syarat-syarat
yang diajukan Perempuan Iksa pada Firaun Theb; harta-harta dan makanan-makanan
yang harus dibagikan kepada beberapa daerah taklukan dan keharusan menyetubuhi
Perempuan Iksa oleh Firaun Theb sendiri.
“Hamba
berkenan menjadi ibu susu untuk pangeran sebagaimana yang telah diperhitungkan
dan diramalkan para juru dan pakar jika dan hanya jika curahan dalam kantung
susu hamba disebabkan oleh sempena Yang Mulia Firaun sendiri,” pinta Perempuan
Iksa (hlm. 103).
Semua
syarat dipenuhi. Setelah Pangeran Seth sembuh, kisah tentang Perempuan Iksa
beserta syarat-syarat yang diajukannya dihapus. Tidak masuk dalam ‘kisah resmi’
istana. Digantikan oleh Mimpi Susu Firaun Theb.
Begitulah
kira-kira penguasa mempertahankan kekuasaannya dan menuliskan kisahnya.
Comments
Post a Comment