Membaca Novel #BERHENTIDIKAMU

Sambul depan dan belakang novel #BERHENTIDIKAMU
(Sumber foto: Buku Kita) 
Hal apa yang bisa dilakukan untuk memecah kejenuhan menggarap skripsi? Rehat sejenak, tentu, dengan membaca novel. Saya melakukannya. Kali ini dengan membaca novel #BERHENTIDIKAMU karya dr. Gia Pratama. Lebih tepatnya bukan novel sih, tapi kisah perjalanan cinta seorang dokter dalam bentuk novel.

Tak ada yang istimewa dari novel ini. Biasa-biasa saja laiknya novel teenlit pada umumnya. Dan memang saya tidak hendak mencari sesuatu yang ‘wah’ dari membaca novel #BERHENTIDIKAMU. Sebatas rehat sejenak dari skripsi yang berseliweran di benak. Bisa dibilang piknik lah. Kali ini pikniknya dengan berkunjung pada cerita cinta orang lain.

Alur ceritanya tidak kompleks; mudah ketebak. Seorang dokter bernama Gia yang menginginkan jodoh, lalu bertemu gadis berparas cantik bernama Elsa pada saat keduanya sama-sama melaksanakan ibadah umrah. Hubungan keduanya berlanjut sepulang umrah dan betul: jadian. Gia mengira Elsa lah yang akan dinikahinya karena keduanya banyak memiliki kesamaan. Penikmat film, pembaca buku dan penyuka sepak bola.

Waktu berpacaran keduanya dihabiskan untuk berbicara tentang serial Game of Thrones, bertukar pikiran tentang buku yang baru dibaca dan saling mengunggulkan klub sepak bola favoritnya masing-masing. Persis di titik kesamaan itu lah, keduanya putus.

“Jodoh itu bukan berarti memiliki banyak kesamaan, tapi saling melengkapi,” kata Gia dengan yakin ketika bertemu dengan Fira yang kemudian dinikahinya.


Begitu saja cerita cinta #BERHENTIDIKAMU. Mudah ketebak, bukan? Novel #BERHENTIDIKAMU juga dibumbui banyak kata-kata mutiara. Bukan untuk menggurui orang lain, melainkan refleksi diri seorang Gia. Bagusnya, peristiwa-peristiwa dalam novel ini tidak menghakimi oran lain. Gia yang seorang dokter sering kedatangan pasien hamil di luar nikah, tetapi dia menunda memberi penilaian baik buruk dengan berseloroh “ada hal yang tidak kita ketahui dari orang-orang melakukan itu.”  

Comments