Skripsi
: untuk Munir Said Thalib
: untuk Munir Said Thalib
Kau
adalah sehimpun puisi
dalam skripsi mahasiswa tua
yang dikejar tenggat, namun memilih minggat
dalam skripsi mahasiswa tua
yang dikejar tenggat, namun memilih minggat
Bait-bait
metaformu berisi mantra pemanggil hujan
membasahi kata demi kata, bab demi bab
yang diketik pada tengah malam dengan laptop pinjaman
Pada bab awal, kau memberi kata pengantar
“terima kasih bagi derai hujan telah memecah keheningan di antara kita”
membasahi kata demi kata, bab demi bab
yang diketik pada tengah malam dengan laptop pinjaman
Pada bab awal, kau memberi kata pengantar
“terima kasih bagi derai hujan telah memecah keheningan di antara kita”
kau
pulung kata yang berserakan dari keringat buruh pabrik
untuk dijadikannya kalimat bernyawa
untuk memecah keheningan
atas nama kemanusiaan
untuk dijadikannya kalimat bernyawa
untuk memecah keheningan
atas nama kemanusiaan
di
penghujung malam, sebelum lelap tidurmu
kau tak menyimpulkan apa-apa
kecuali rindu, kenang dan kalimat bernyawa
yang melunturkan kecemasan-kecemasan
kau tak menyimpulkan apa-apa
kecuali rindu, kenang dan kalimat bernyawa
yang melunturkan kecemasan-kecemasan
*puisi ini dibacakan pada 'Malam Untuk Munir: Aksi, Puisi, dan Cinta untuk Alam Bangsanya' yang diselenggarakan oleh HMI Cabang Bulaksumur Sleman di Bunderan UGM
Comments
Post a Comment