Orang Bertanya, Aku Menjawab

Kalau orang bertanya ‘siapa aku?’, aku akan menggerakkan mata mengarah pada lalu lalang orang di jalan. Ada pembawa tas, pengendara motor, pemungut sampah, petugas parkir, pengasong, perokok-pejalan, pejalan-terburu-buru-dikejar-waktu, penikmat langit, pemerhati aspal, pekerja proyek, pelayan toko, pe-pe-pe.

Jika orang bertanya tentang manusia, aku akan mendekatkan mulutku ke telinganya, lalu berteriak sekeras-sekencangnya, lalu kubelikan dia headset yang paling mahal di sebuah toko elektronik ternama di kota ini. Kuinjak kakinya dengan tumit, dengan sedikit me-ngernyit-kan gigi, kuangkat kakiku, kuhentakkan kaki dengan tumit terarah pada jari-jari kakinya, lalu kuberikan dia sepatu kets berbahan terbaik.

Kalau orang bertanya tentang cinta, kan kujawab dengan senyum. Hanya senyum yang mampu menerangkan cinta. Senyum dengan aku dan dia di dalamnya, atau dengan dia dan mereka di ujung bibir yang mengelupas.

Jika orang bertanya tentang Tuhan, aku hanya bisa diam, kaku, tanpa kata, tanpa gerak, ketiadaan-kekosongan tatapan.
Kalau orang bertanya tentang kalimat ‘aku adalah manusia yang mencintai (secara) I(i)lahiah’, hanya satu kata: begitulah.


Blunyahrejo, 20 Juni 2016    

Comments