Kopi, Rokok dan Toilet
Inspirasi tidak lahir
dari rahim keramaian. Tidak pula dalam hiruk-pikuk dan kehingar-bingaran. Ia lahir
dari ketenangan, kesunyian, keheningan, kesepian, dan kesendirian. Kadangkala dalam
ketaksengajaan dan ketaksangkaan.
Ia lahir, tumbuh, dan
berkembang di antara kursi-kursi perpustakaan yang senyap-sunyi. Di bawah
pohon, di siang hari yang terik, di tengah ladang, di hembusan angin yang
menyejukkan. Inspirasi, berikut imajinasi, datang tiba-tiba. Tanpa permisi. Tanpa
bunyi bel rumah, ketukan pintu, dan ucapan assalamu’alaikum.
Ibarat pesan suci Tuhan kepada Rasul, inspirasi hadir tak disangka. Tiba-tiba
tersingkap dan diri mengalami ketercerahan. Dan entah, ketercerahan itu datang
dari mana, namun mengubah segala hal-ikhwal kehidupan diri.
Kadang datang pada
malam hari. Pada pagi hari. Siang hari. Atau pada saat diri sedang asyik menghisap
rokok dan menyeruput kopi. Inspirasi tersingkap di antara asap-asap rokok. Hembusan
nafas. Seakan-akan asap rokok menjelma sosok pencerah membawa titah suci dari
Sang Ilahi. Asap rokok dibawa angin. Angin dihirup hidung, mengalir ke otak,
menjalar ke telinga dan mata. Seketika, “aku tercerahkan!” Gadis yang tak
berbentuk menyejukkan. Nyanyian parau dari seorang teman di kamar sebelah menenangkan.
Di keramaian, di
diskotik, di ruang kuliah, tidak ada inspirasi. Hanya ada ocehan-ocehan,
kegagahan, dan ke-aku-an. Ia lahir di bilik-bilik kos dekat sawah yang
menghijau, setiap pagi mendengar ceracau burung. Di jalan, kebisingan knalpot
dan asap kendaraan mengubur inspirasi, lalu melahirkan bunyi klakson, tanda
kebencian dan ketidaksukaan.
Lagi-lagi, inspirasi datang tiba-tiba. Laiknya pejabat publik melakukan sidak, ya, meskipun sebatas pencitraan. Ia tak bisa direncanakan di tabel-tabel dan angka-angka. Ia menyumber dari lubang kakus di toilet kos. Cipratannya mengenai dubur, masuk. Menyebar ke sekujur tubuh. Ada perasaan lega seturut dengan keluarnya tai. Tak ingin cepat-cepat, lekas-lekas. Toilet, tempat ternyaman dan tertenang. Apalagi sambil rokok-an dan tentunya tidak sambil minum kopi.
Comments
Post a Comment