Mengenal Gus Dur
Saya tidak ingat kapan
saya pertama kali mengenal Gus Dur. Yang sangat jelas di ingatan adalah saya
mendengar nama ‘Gus Dur’ dari percakapan orang-orang di kampung yang
sekali-kali menyebut nama ‘Gus Dur’. Karena seringnya disebut, saya menganggap
tokoh ini adalah orang penting, setidaknya di kalangan orang-orang di kampung. Itu
saat saya di Sekolah Dasar.
Saat di SMP, saya mulai
mengakrabi nama ‘Gus Dur’. Hal ini seiring dengan studi saya di salah satu
pesantren di Jawa Timur. Nama ‘Gus Dur’ sering disebut-sebut di berbagai forum
dengan pemikiran dan kontribusinya; di dalam kelas sekolah formal dan diniyah dan
tentunya pada pengajian oleh pengasuh pesantren di masjid saat sore. Pada masa
ini, Gus Dur, dalam benak saya, bukanlah sekedar nama. Ia adalah tokoh dengan
pemikiran dan sikap.
Baru pada saat SMA,
saya mulai penasaran dan tertarik terhadap Gus Dur dan pemikiran serta kontribusinya
terhadap kemanusiaan. Lalu saya membeli buku biografi Gus Dur karya Greg Barton
atas rekomendasi dari ustad saya yang katanya merupakan biografi terlengkap
tentang Gus Dur. Di lembar pertama buku itu, saya menulis nama saya di pojok
kanan atas dan nama ‘GUSDURIAN’ di pojok kanan bawah. Meskipun baru saat kuliah saya paham berul-betul arti tulisan itu.
Comments
Post a Comment