Takjil Pamungkas di Masjid Gede Jogja
Jika takjil perdana
saya di masjid kampus ugm, takjil pamungkas jatuh pada masjid gede kauman
Jogja. (Betapa beruntungnya kedua masjid tersebut karena dijadikan titik
berangkat dan titik mengakhiri rutinitas saya: mencari takjil). Pamungkas
karena esok hari, Jumat 10 Juli 2015, saya pulang kampung ke Bondowoso Jawa
Timur.
Sebenarnya saya sudah
sangat ingin takjilan di masjid ini sedari awal puasa. Masjid gede Jogja adalah
masjid legendaris. Berada di pusat kota Jogja, di sebelah barat alun-alun utara
(altar) kota Jogja dan berdekatan dengan kraton Jogja yang berada di sebelah
selatan altar. Otentistas arsitekturnya masih dipertahankan. Di ruang utama
masjid masih dipenuhi kayu sebagai bahan baku utama. Mulai dari tiang
penyangga, langit-langit hingga dinding yang mengelilinginya. Berlama-lama di
dalam akan menyejukkan hati dan pikiran sekaligus tubuh kita. Tidak panas dan
tidak membuat gerah.
Yang tak kalah penting
dari masjid ini adalah setiap hari kamis di bulan ramadhan senantiasa
menyediakan menu khusus: nasi gulai (gule). Dan saya, kali ini, sengaja datang
pada hari kamis. Selepas membeli oleh-oleh buat pulang kampung di Pasar Bringharjo, saya bersama satu teman, Husein namanya, langsung menuju masjid
gede. Sesampai di lokasi, orang sudah banyak. Memenuhi ruang depan masjid.
Dengan tanpa dikomando,
kami menuju ke tempat di mana takjil dibagikan. Saya mengambil satu paket
takjil. Begitu pula Husein. Kami sama-sama mendapatkan satu bungkus nasi, 4
butir kurma dan sebuah piring beling sebagai
alas serta satu teh anget dan air mineral, masing-masing segelas. Setelah
dibuka nasi bungkusnya, ternyata benar adanya bahwa setiap kamis selama bulan
ramadhan ada menu khusus di masjid ini: nasi putih, gulai yang dibuat terpisah
dengan dibungkus plastik dan sendok.
Selepas berbuka dan
dilanjutkan dengan shalat magrib berjamaah, saya mengacungkan jempol untuk masjid
gede serasa menrapalkan do’a: “semoga masjid gede tambah makmur, tambah mandiri
secara ekonomi dan dapat menjadi tauladan kemandirian ekonomi masjid bagi
masjid-masjid seantero nusantara dan dunia”. Warbiasa!
9
Juli 2015
Comments
Post a Comment